cerita kelahiran nabi muhammad for Dummies
cerita kelahiran nabi muhammad for Dummies
Blog Article
Mereka telah memperhatikan hal ini sejak dini dan terus melakukan usaha keras untuk meluruskan dan membongkar kedustaan yang ada dalam khabar (berita) dengan melalui dua aspek yaitu:
Menguatkan azzam kaum mukminin yang mengikuti jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memantapkan mereka dalam membela agama dan kebenaran serta memberikan ketenangan dalam hati mereka dengan mengenal apa yang terdapat dan terkandung dari sirah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa sikap-sikap keimanan dan kekuatan aqidah beliau dalam menghadapi cobaan dan musuh-musuhnya
Sehubungan dengan ini al-Thabari meriwayatkan pendapat Ibnu Humeid yang mengatakan bahwa "Setiap tahun Rasulullah SAW berderma memberi makan setiap fakir miskin selama satu bulan". Tapi kegiatan seperti ini juga dilakukan oleh mereka yang termasuk golongan al-Hanifiyah, pencari kebenaran, sehingga sehubungan dengan proses kenabian, tahannuts pasti memiliki makna lain. Dikatakan bahwa tahannuts ialah melakukan ibadah dalam keadaan menyendiri. Pertanyaannya adalah dengan cara apakah Muhammad melakukan ibadah? Dan jika maknanya "berderma" dengan memberi makan fakir miskin, sedangkan fakir-miskin tidak datang meminta makan pada waktu malam; mengapa justeru beliau menginap berhari-hari? Kemudian fakir miskin dari manakah diberi makan oleh Muhammad? Sesungguhnya kawasan yang terletak di timur laut Mekkah di mana terdapat bukit Hira seperti yang dapat disaksikan dewasa ini adalah kawasan yang paling kering di mana tidak ada pepohonan, air dan rerumputan.
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kehidupan yang sangat jelas dalam setiap marhalahnya (tingkatan), sejak menikah orang tua beliau sampai wafatnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dapat diketahui kelahirannya, masa kecil dan remajanya, kehidupannya sebelum kenabian dan setelah kenabian sampai wafatnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga berkata seorang pengkritik barat (orientalis) : ”Sesungguhnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu-satunya orang yang dilahirkan (jelas seperti) terangnya sinar matahari”.
yang sebelumnya tidak pernah terjadi, meskipun sewaktu-waktu kembali pada saat sebelum matahari terbenam dalam rangka berbekal untuk hari-hari selanjutnya, yang semuanya adalah gejala baru dalam kehidupan rumah tangganya tanpa menimbulkan pertanyaan sang isteri. Setidaknya menanyakan apa yang terjadi pada diri suaminya. Dan bagi Muhammad sendiri pertanyaan semacam itu kiranya usual dan biasa sirah nabi muhammad saw lengkap adanya, terutama jika datangnya dari orang yang paling dekat di hatinya, sebagai tanda cinta dan kasih sayang. Tapi ternyata Khadijah tidak pernah bertanya dan bahkan tidak heran melihat gejala baru tersebut. Ia dengan setulus hati memenuhi permintaan suaminya tanpa bertanya, seakan-akan tahu dan ikut merasakan kebutuhan suaminya untuk berkhalwat, menyendiri dan mengapa perlu berkhalwat. Oleh karena itu ia menyediakan bekal makan dan minum untuk beberapa hari. Karena itu pula ia sering ikut menemani atau menghantarkan suaminya; apakah dengan tinggal di gua menunggu sampai selesai ataupun langsung pulang ke rumah. Semua ini merupakan ketentuan Allah, yang menghendaki bahwa di samping Muhammad dipersiapkan untuk menerima wahyu juga Khadijah dipersiapkan untuk menerima Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Ketika Rasulullah mengisahkan kejadiannya, Khadijah tidak heran atau meragukan tetapi dengan penuh percaya ia menenangkan Rasulullah dengan kata-katanya yang indah itu, kemudian mengantar Rasulullah menemui Waraqah, bukan untuk menanyakan apakah hal yang dialami suaminya mungkin terjadi melainkan untuk lebih memperjelas apa yang dirasakannya. Menentukan tanggal yang pasti bagi terjadinya peristiwa turunnya wahyu pertama bukanlah pekerjaan gampang. Sehubungan dengan itu tidaklah tepat pendapat al-Barra ibn 'Azib bahwa peristiwa itu terjadi saat Muhammad menginjak umur forty th.
afterwards resources claiming to understand more details on the time of Muhammad than before kinds. Scholar Patricia Crone observed a pattern, the place the farther a commentary was removed in time from the life of Muhammad as well as the functions during the Quran, the additional information it provided, despite the truth it depended on the sooner sources for its content. Crone attributed this phenomenon to storytellers' embellishment.
Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, dan memiliki ketinggian sekitar two hundred meter. Gunung ini berdiri dengan tajam dan membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk mendakinya.
Saat kota sedang kesulitan air bersih, satu-satunya sumber air yang tersisa dimiliki oleh seorang Yahudi, yaitu sumur Raumah. Rasa air dari sumur tersebut mirip dengan air zamzam yang ada di Mekkah.
Hardly any sīrah perform was compiled in the course of the initial century of Islam. nevertheless, Fred Donner factors out which the earliest historical writings with regard to the origins of Islam first emerged in AH sixty–70, nicely throughout the initially century of Hijra (see also listing of biographies of Muhammad).
Membaca sejarah peperangan Rasulullah seseorang merasa lebih dekat kepada beliau. Sebab dalam mempersiapkan setiap peperangan, beliau berkumpul bersama sejumlah kecil saja dari para sahabatnya. Sehingga begitu sangat akrab dan mudah mendekatinya, dan kesempatan ini menjadi sangat excellent bagi seorang yang segan berbicara langsung kepada beliau. Dari seluruh peperangan Rasulullah, kecuali perang Uhud, Fath Mekkah, Tabuk dan Hunein, beliau hanya ditemani sejumlah kecil sahabatnya. Beliau tidak memilih-milih siapa diantara sahabat yang harus menemaninya, tetapi siapa saja yang sempat hadir pada pertemuan saat itu. Jika jumlah yang diinginkan sudah mencukupi Rasulullah segera beranjak mengajak para sahabatnya yang sudah siap dengan secara exceptional menampilkan diri sesederhana dan seakrab mungkin, sehingga bagi setiap orang yang bersamanya seolah-olah dia saja yang telah memperoleh cinta dan kasih sayang Rasul. Hal ini sebagai motivasi kepada mereka dalam menghadapi kondisi yang membutuhkan pengorbanan jiwa dan raga dan dalam suasana perjuangan mempertahankan kehormatan demi mendapatkan ampunan dan pahala dari Tuhan. Kita akan menyaksikan dari dekat betapa Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah mengenal rasa takut ataupun gentar sedikitpun dalam menghadapi setiap suasana sesulit apapun dan setiap bahaya betapapun besarnya, karena Rasulullah adalah orang yang paling tegar dan pemberani.
Al-Baladzary meriwayatkan bahwa setelah penobatannya, ada seseorang yang mendatangi Rasulullah untuk melunasi sangkutannya namun beliau mengisyaratkan bahwa urusan harta sudah tidak begitu penting lagi baginya. Kita tidak dapat memastikan hakekat dari mimpi-mimpi tersebut dan pada waktu yang sama kita juga tidak dapat menerima pandangan-pandangan para penulis Sirah yang datang kemudian seumpama az-Zarqoni dalam syarh al-mawahib al-ladunniyah yang sebenarnya merupakan komentar terhadap karya al-Qastallani, al-mawahib al-ladunniyah yang juga komentar terhadap karya Ibnu Hisyam. Jadi, buku tersebut adalah komentar atas komentar. Sedangkan karya Ibnu Hisyam sendiri adalah formulasi unique yang dilakukan oleh Muhammad ibn Abdul Malik ibn Hisyam dengan memodifikasi Sirah yang ditulis oleh Muhammad ibn Ishaq ibn Yasar alMutthaliby.
mengikuti tradisi Nabi Musa as. Dalam konteks ini juga sesampainya di Madinah Rasulullah berhak memberlakukan aturannya kepada penduduk Madinah berdasarkan persetujuan perjanjian, tetapi beliau tidak melakukannya. Beliau tetap meminta ada kelompok elit Madinah yang dipilih untuk membantu beliau menjalankan urusan-urusan umat. Contoh ketiga adalah pada perang hudeibiya. Tatkala beliau berhenti di kawasan hudeibiya yang merupakan ambang pintu Mekkah untuk mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya. Sementara itu beliau telah mengutus Utsman ibn Affan untuk mencari informasi mengenai keadaan kota Mekkah dan keinginan penduduknya. Keterlambatan Utsman kembali mengakibatkan tersebarnya isu bahwa ia sudah terbunuh dan seketika emosi kaum muslim meluap. Mereka mengharapkan dikeluarkan perintah Rasulullah menyerbu Mekkah. Kemungkinan akan pecah perang sangat besar, sehingga situasi telah berubah. Niat semula, rombongan datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah umroh, sehingga bekal persenjataan yang mereka bawa hanyalah beberapa pedang. Tetapi Rasulullah sudah melakukan antisipasi dengan membekali anggota rombongan dari suku khuza'ah yang berangkat paling akhir dengan persenjataan lengkap. Maka tatkala perang tidak dapat dihindari Rasulullah kembali mengajak seluruh pengikutnya bermusyawarah, barangkali di antara mereka ada yang tidak ingin perang. Rasulullah kemudian mengumumkan bahwa siapa yang tidak ingin perang boleh kembali ke Madinah tanpa dipersalahkan atau disesali. Namun tiada satupun yang menyatakan hasratnya untuk kembali ke Madinah; berarti ada kesepakatan untuk ikut perang. Akan tetapi karena sikap konstitusionalnya dan penghargaannya kepada asas musyawarah, Rasulullah tidak merasa cukup dengan kesepakatan (implisit) tersebut.
Ada sebuah kisah di mana beliau dua kali mencoba menghadiri pesta pernikahan di masa Jahiliyah, namun Allah SWT menutup pendengarannya sehingga beliau tertidur hingga pagi dan terhindar dari keburukan.
Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan serta perjalanan Isra dan Mi’raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat.
Report this page